Senin, 16 April 2012

Antal Leukosit Metode Pipet


Pemeriksaan Jumlah Leukosit (Antal Leukosit) Metode Pipet

Prinsip :
Darah diencarkan dalam pipet thoma leukosit dengan menggunakan larutan pengencer turk (acetid acid 2%, hidrochloric acid 1%) kemudian dimasukkan kedalam pipethoma leukosit dihitung dalam volume tertentu, dengan menggunakan faktor konversi jumlah leukosit per µl darah dapat diperhitungkan

Alat dan Bahan
1. Bahan :
         Komposisi larutan TURK :
   ·   Asam asetat glacial 2,5% 15 ml
   ·   Gentian violet 1 ml
   ·   Aquades 475 ml
sampel darah
 ·     Darah kapiler atau darah vena +EDTA
2, Alat-alat :
·         Tabung reaksi
·         Transferpet 20 µl dan 500 µl
·         Bilik hitung Improved Neubauer
·         Mikroskop
·         Counter

Cara Kerja :
1.  Hisap darah sampai tanda 0,5 tepat dengan menggunakan pipethoma leukosit
2.  Hisap larutan turk sampai tanda 11, hati-hati jangan sampai tejadi gelembung udara.
3.  Angkat pipet dari reagen. Tutup bagian ujung pipet kocok selama 15-30 detik
4.  Siapkan kamar hitung yang bersih dan kering
5.  Buang 3-5 tetes cairan yang ada dalam pipet sebelum dimasukkan kedalaam kamar hitung.
6.  Teteskan cairan tadi dengan sudut 30o pada permukaan kamar hitung. Tunggu 2-3 menit agar leukosit mengendap
7.  Hitung jumlah leukosit yang tersebar dalam 4 kotak besar yang berada di tepi.


Perhitungan:
 AL : N/V X P = sel/µl darah

Keterangan :
N : jumlah sel yang ditemukan
V : volume bilik hitung = 0.4
P : pengenceran darah = 26X
AL: Jumlah leukosit/ µl
Nilai Normal :
4000-10000 sel/µl darah (E.N Kosasih, A.S Kosasih)

Pembahasan :
Peningkatan jumlah leukosit (diatas normal) dikenal dengan istilah Leukositosis, Leukositosis adalah respon normal terhadap infeksi atau peradangan pada tubuh. Keadaan ini dapat juga dijumpai setelah gangguan emosi(stres), anestesi, olahraga atau selama kehamilan, umur, kondisi lingkungan, makanan dan minuman. Leukositosis abnormal dijumpai pada keganasan dan gangguan sumsum tulang.
Penurunan jumlah leukosit (dibawah normal) dikenal dengan istilah Leukopeni. Leukopeni dapat disebabkan beberapa hal, termasuk stress berkepanjangan, penyakit tertentu, kekurangan sumsum tulang, radiasi dan kemoterapi. Penyakit sistemik yang parah Lupus eritematosus, leukemia, penyakit tiroid, infeksi usus, keracunan bakteri, juga dapat menyebabkan kondisi ini
       Kesalahan yang sering terjadi:
     1. Tidak sempurna mencampur darah dengan antikoagulan
       2. Darah tidak tepat pada saat pemipetan
       3. Pipethoma masih basah 
       4. Jumlah leukosit tidak dikoreksi, bila dalam darah terdapat banyak sel darah berinti (normoblast)  (Dr. Imam Santoso SKM, Hematologi, Pusat tenaga kesehatan departemen pendidikan RI)


Sabtu, 14 April 2012

Salmonella thyposa (taksonomi dan morfologi)




Sallomennla thyposa

Salmonella thyposa adalah suatu genus bacteria enterobakteria gram negatif batang, bergerak dengan rambut getar, tidak berspora.
            Salmonella typhosa di popilerkan oleh PIERE ALEXANDER LEWIS seorang ahli patologi Amerika Serikat, meskipun sebenarnya CHOMEL lah yang menemukan pertama kali bakteri ini.

Taksonomi Sallmonella Thyposa:
Ø  Kongdom           : Bakteria
Ø  Phylum              : Proteobakteria
Ø  Classis              : Gamma Proteobakteria
Ø  Ordo                 : Eubacteriales (Enterobacteriales)
Ø  Familia              : Enterobakteriaceae
Ø  Genus                : Salmonella
Ø  Species             : Salmonella thyposa

Struktur antigen Salmonella typhosa
1        1. Antigen O (somatik)
       Badan bakteri yang terdiri dari kompleks lipoprotein
2       2. Antigen H (flagella)
       Yang terdiri dari protein
3       3. Antigen V (virulence)
       Yang terdiri dari polisakarida/ peptida

Morfologi Salmonella typhosa pada media MC agar:
Bentuk              : tidak beraturan
Ukuran             : 2-3mm
Warna koloni    : coklat muda
Warna media    : coklat merah muda
Tepian              : bergerigi
Elevasi              : agak cembung
Inti                   : +
Ciri khas           : inti koloni coklat muda dengan sekitar kononi semakin memudar

Beberapa akibat dari Salmonella Thyposa :                                      
1.      Hepatitis Thyposa: Radang hati yang disebabkan kuman Thypus bersarang di lever. Repot kan? Hati yang meradang berarti menjadi lemah dan beresiko juga diserang secara paralel oleh virus hepatitis A, B atau C
2.      Meningitis Thyposa: Radang selaput otak yang disbabkan oleh serangan kuman Thypus. Nah...kalau ini jangan main-main. Jika injeksi antibiotik dosis tinggi, spesifik dan adekuat terlambat, maka kematian adalah taruhannya.

3.      Recurrent Thypus (Thypus berulang): Thypus yang sering kambuh akan memperlemah pertahanan usus juga terhadap serangan bakteri lain, seperti Escheria Colii, Enterovirus, Amuba disentri, dan bakteri lainnya.
Menjadi Batu Empedu: Nah ini juga yang jarang diketahui. Kuman yang tidak tereleminasi sempurna akan melarikan diri ke saluran empedu. Empedu akan mengeluarkan cairan empedu untuk menggulung si kuman. Cairan yang keluar menggulung kuman tersebut dapat berkembang menajdi batu empedu. Batu empedu, jika sudah terbentuk, takkan bisa dikeluarkan dengan cara lain, kecuali dengan operasi pengangkatan kantong empedu. Sebab jika tidak diangkat, infeksinya akan menyebar dan menimbulkan sakit/kolik yang luar biasa. Masalahnya, setelah operasi pengangkatan empedu, maka kita sangat rentan mengalami diare jika dalam makanan kita terdapat cukup banyak lemak. So, harus diet lemak seumur hidup tuh...

Penyakit Thypus bisa kambuh jika :
- Istirahat kurang/bed rest kurang: Jika sakit Thypus menyerang, maka diperlukan bed rest, dengan maksud mengurangi gerak sehingga membantu percepatan penyembuhan luka usus. Jika usus ini tidak sembuh-sembuh, maka ada kemungkinan lapisan luka yang mengandung kuman dan toksin (plaque payer)tersebut lepas terbawa darah dan bisa lari ke hati, otak dan saluran empedu.

- Diet makanan lunak kurang: Sama dengan penjelasan di atas, makanan yang lunak dimaksudkan untuk memperingan kerja usus, sehingga lebih cepat sembuh sempurna. Jika diet lunaknya baru sebentar kemudian sudah kembali diet normal, apalagi ditambah makanan yang merangsang (tinggi minyak, asam, pedas, kecut), maka Thypus sulit sembuh sempurna.

- Obat antibiotika yang tidak diminum sempurna: Obat Chloramphenicol yang menjadi drug of choice tidak diminum sempurna, sehingga menimbulkan kekebalan Salmonella, sehingga sakit menjadi sulit sembuh.

Cara mencegah Thypus :
·         Jangan minum air yang belum dimasak (belum matang)
·         Bila ingin jajan di pingir jalan yang belum jelas apakah airnya dimasak atau tidak, yakinlah bahwa badan kita dalam keadaan yang fit sehingga daya tahan tubuh kita (leukosit) dapat menghancurkan kuman-kuman itu
·         Menjaga kebersihan peralatan makan
·         Menjaga daya tahan tubuh agar selalu fit dengan makanan, gizi seimbang, istirahat yang cukup, olah raga, rileks (tidak stress/tegang)
·         Untuk menghindari penyebaran kuman, Buang air besar sebaiknya pada tempatnya jangan dikali atau sungai

Ada beberapa obat pilihan buat penderita thypus,yaitu :
·         Jika tes Widal negatif padahal pasien menunjukkan gejala tipus, tes perlu diulang sambil menunggu tes Gaal atau biakan kuman. Tanpa tes Widal diagnosis tipus tidak bisa ditegakkan hanya dari pemeriksaan fisik dan melihat gejalanya semata. Penyakit tipus mudah disembuhkan. Jika tak mempan obat konvensional golongan chloramphenicol, kini sudah ada beberapa generasi obat baru.

Cara menghindari Bakteri Salmonella :
Cuci tangan sebelum makan, dan makan pada jam fisiologis (pagi jam 06-08.00, siang jam 11.00014.00, malam jam 17.00-20.00). Diluar jam tersebut, pertahanan perut kurang karena enzim-enzim pertahanan perut tidak diproduksi. Alhasil, jika ada si Salmo lewat, maka kita gampang terjangkit Thypus. Atau kurangi makanan yang terdisplay lama tanpa pengaman yang cukup. Lebih ideal makan makanan panas, karena kecil kemungkinan ada bakteri Salmonella.


Jumat, 13 April 2012

Escherichia coli (taksonomi dan morfologi)


 Escherichia coli (taksonomi dan morfologi)
 Taksonomi Escherichia coli sebagai berikut (Dwidjoseputro, 1978:105):
Divisi      : Protophyta
Kelas      : Schizomycetes
Ordo      : Eubacteriales
Famili      : Enterobacteriaceae
Genus      : Escherichia
Spesies   : Escherichia coli

Morfologi Escherichia coli pada media MC agar:
Bentuk              : cirkuler (bulat)
Ukuran             :2-3 mm
Warna koloni    : merah keunguan
Warna media    : merah fanta
Inti                  : +
Elevasi              : datar/ sedikit cembung
Tepian              : halus
Ciri khas           : memerahkan media (merah Fanta)

Bakteri Escheria Coli merupakan kuman dari kelompok gram negatif, berbentuk batang dari pendek sampai kokus, saling terlepas antara satu dengan yang lainnya tetapi ada juga yang bergandeng dua-dua (diplobasil) dan ada juga yang bergandeng seperti rantai pendek, tidak membentuk spora maupun kapsula, berdiameter ± 1,1 – 1,5 x 2,0 – 6,0 µm, dapat bertahan hidup di medium sederhana dan memfermentasikan laktosa menghasilkan asam dan gas, kandungan G+C DNA ialah 50 sampai 51 mol % (Pelczar dan Chan, 1988:949) . (http://um.ac.id)
       Escherichia coli dapat tumbuh di medium nutrien sederhana, dan dapat memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam dan gas (Pelczar dan Chan, 2005:169). Kecepatan berkembangbiak bakteri ini adalah pada interval 20 menit jika faktor media, derajat keasaman dan suhu tetap sesuai. (http://ksupointer.com) Selain tersebar di banyak tempat dan kondisi, bakteri ini tahan terhadap suhu, bahkan pada suhu ekstrim sekalipun. Suhu yang baik untuk pertumbuhan bakteri ini adalah antara 80C-460C, tetapi suhu optimumnya adalah 370C. Oleh karena itu, bakteri tersebut dapat hidup pada tubuh manusia dan vertebrata lainnya (Dwidjoseputro, 1978:82). 
        Escherichia coli dapat dipindahsebarkan melalui air yang tercemar tinja atau air seni orang yang menderita infeksi pencernaan, sehingga dapat menular pada orang lain. Infeksi yang timbul pada pencernaan akibat dari serangan bakteri Escherichia coli pada dinding usus menimbulkan gerakan larutan dalam jumlah besar dan merusak kesetimbangan elektrolit dalam membran mucus. Hal ini dapat menyebabkan penyerapan air pada dinding usus berkurang dan terjadi diare .(Pelczar dan Chan, 1988:810). 

Hb SAHLI & CUPRI SULFAT


Hb SAHLI & CUPRI SULFAT

A. Hb sahli
Tujuan
Untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam g/dl
 Prinsip
Hemoglobin darah diubah menjadi asam hematin dengan pertolongan larutan HCL, lalu kadar dari asam hematin ini diukur dengan membandingkan warna yang terjadi dengan
 warna standard memakai mata biasa.
cara kerja
       Masukkan HCl 0,1N kedalam tabung pengencer heometer sampai tanda 2 .
       Hisap sampel darah dengan pipet Hb sampai tanda 20µl. Hapus darah yang melekat di sebelah luar ujung pipet.
       Segera alirkan darah dari pipet ke dalam tabung pengencer yang berisi HCl 0,1N jangan sampai terjadi gelembung udara, nyalakan stopwatch.
       Angkat sedikit pipet, lalu hisap  HCLl yang ada di dalam tabung 2-3 X untuk membersihkan darah yang masih tertinggal.
       Homogenkan sampai warna menjadi coklat tua.
       Tambahkan aquadest setetes demi setetes, sambil sesekali diaduk dengan batang pengaduk hemometer. Bila warna sudah sesuai dengan standar warna segera matikan stopwatch. (harus kurang dari 5menit)
       Baca kadar Hb dengan gram/100ml darah (g/dl)
Harga normal
? Laki-laki                           : 14-18 g/dl
? Perempuan                      : 12-16 g/dl
? Anak-anak                       : 10-16 g/dl
? Bayi baru lahir               : 12-24 g/dl
Kelemahan HB sahli
*    Kolorimerti visual bukanlah cara yang teliti
*    Hematin asam bukan merupakan larutan sejati
*    Alat ini tidak dapat di standarkan
*    Tidak semua macam Hb dapat diubah menjadi hematin asam,
*    Misalnya : karboxyhemoglobin, methemoglobin, sulfhemoglobin.
Kesalahan yang sering tejadi
1.   Alat/regen kurang sempurna, yaitu :
a. Volume pipet Hb tidak selalu tepat 20 ul
b. Warna standard terkadang semakin pucat.
c. Kadar larutan HCL sering tidak dikontrol
2.  Orang yang melakukan pemeriksaan :
a. Pengambilan darah kurang baik.
b. Tidak memperhatikan waktu yang seharusnya berlaku untuk pembandingan warna.
c. Intensitas sinar/penerangan kurang.
d. Pada waktu waktu membaca hsil dipermukaan terdapat gelembung udara.
e. Pipet tidak dibilas dengan HCL.
f. Pengenceran tidak baik.

  B. HB cuprisulfat

Menetapkan Kadar Hemoglobin 
[Hb] Dengan larutan kuprisulfat (CuSO4), ini adalah metode peneliaan perkiraan. Metode ini sering di gunakkan dalam pemeriksaan Hb saat donor darah karena proses yang cepat dan tidak memakan waktu yang lama dan tidak begitu ribet, seperti Hb Sahli dengan pemipetan taupun Siameth yang menggunakkan fotometer.
Tujuan
Melakukan pemeriksaan Hb pada pendonor sebelum dilakukan penadapan darah.
Prinsip
Pemeriksaan Hb dengan Cuprisulfat adalah mengkur kadar Hb berdasarkan perbedaan berat jenis darah dengan berat jenis suatu larutan Cupersulfat.
Cara kerja
*   Siapkan 1 tabung bening/tembus pandang dengan diameter 2,5 cm dan tinggi 10 cm atau menggunakan beakerglass 50ml. Masing-masing diisi dengan laritan Cupfer Sulfat Bj 1.053.
*   Lakukan pengambilan darah kapiler.
*   Hisap darah yang mengalir menggunakan mikrokpiler.
*   Teteskan 1 tetes darah tersebut ke dalam larutan cuper sulfat (jarak ± 1 cm di atas permukaan larutan).
Pembacaan hasil:
Keadaan tetesan darah di dalam larutan diamati dalam waktu 15 detik
*    Darah tenggelam/langsung tenggelam (+)
     (Darah Hb > 12,5 gr% atau ± di atas 80%)
*    Darah melayang (+-)
     (Darah Hb 12,5 gr% atau ± berkisar 80%)
*    Darah mengapung (-)
     (Darah Hb < 12,5 gr% atau ± dibawah 80%)

Daftar pustaka:
Dr. Noegroho Iman Asantoso. 1989. HEMATOLOGI. Jakarta: Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
R. Gandasoebrata. 1967. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat.
Tim Dosen Hematologi AAK Nasinal Surakarta.2011.Modul Praktikum Hematologi I.Surakarta:Akademi Analis Kesehatan Nasional.