Rabu, 17 Oktober 2012

Klebsiella pneumoniae



Faktor-faktor yang terlibat dalam virulensi Klebsiella Pneumonia yaitu, serotipe lipopolisakarida, kapsul, ironscavenging sistem, dan adhesins fimbrial dan non-fimbrial. Kapsul polysaccharidic biasanya mengelilingi Klebsiella Pneumonia dan melindungi dari bakterisidal serum dan fagositosis, dan dianggap sebagai virulensi penting. Di antara 77 capsular dijelaskan (K) jenis skema serotyping, jenis K1, K2, K4 dan K5 sangat kuat pada infeksi eksperimental di tikus dan sering dikaitkan dengan infeksi berat pada manusia dan hewan. Isolat K1 sering ada di antara Friedla ¨ nder’s kasus peumonia dan yang menonjol antara kasus PLA, terutama yang komplikasi. Serotipe K2, K4 dan K5 sebagai penyebab metritis di kuda. Isolat  K3 menyebabkan rhinoscleroma.


Klebsiella pneumoniae bisa menimbulkan  berbagai penyakit di manusia maupun hewan. Klebsiella pneumoniae merupakan bakteri patogen, gram negative yang berbentuk batang (basil), oportunistik, bakteri yang non motil (tidak bergerak), Berdasarkan kebutuhannya akan oksigen Klebsiella pneumonia merupakan bakteri fakultatif anaerob. Klebsiella pneumonia dapat memfermentasikan laktosa. Pada test dengan indol, Klebsiella pneumonia akan menunjukkan hasil negatif. Klebsiella pneumonia dapat mereduksi nitrat. Klebsiella pneumonia banyak ditemukan di mulut, kulit, dan sal usus, namun habitat alami dari Klebsiella pneumonia adalah di tanah, memiliki simpai polisakarida yang besar, biasanya member hasil positif pada tes dekarboksilase lisin dan sitrat dan termasuk dalam Entrobacteraceae. Penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri ini antara lain adalah penyakit infeksi seperti saluran kencing,  septicemias dan infeksi jaringan bronkopneumoniae dan pneumonia bakteri gram negatif. Klebsiella pneumonia terdapat dalam saluran nafas dan feses sekitar 5 % orang normal dan dapat menyebabkan pneumonia bacteria.  Klebsiella pneumoniae dapat menyebabkan konsolidasi luas disertai nekrosis hemoragik pada paru-paru. Klebsiella kadang-kadang menyebabkan infeksi saluran kemih dan bakteremia dengan lesi fokal pada pasien yang lemah. Klebsiella Pneumonia juga merupakan suatu opportunistic pathogen untuk pasien dengan penyakit paru-paru kronis dan rhinoscleroma. Penyakit utama yang ditimbulkan oleh bakteri ini adalah pneumonia. Klebsiella pneumonia dapat menyebabkan penyakit karena mempunyai dua tipe antigen pada permukaan selnya: Antigen O. Antigen O adalah lipopolisakarida yang terdapat dalam sembilan varietas. Antigen K. Antigen K adalah polisakarida yang dikelilingi oleh kapsula dengan lebih dari 80 varietas. Kedua antigen ini meningkatkan patogenitas Klebsiella pneumonia. Selain itu, Klebsiella pneumonia mampu memproduksi enzim ESBL (Extended Spektrum Beta Lactamase) yang dapat melumpuhkan kerja berbagai jenis antibiotik. Hal ini dapat menyebabkan bakteri kebal dan menjadi sulit dilumpuhkan. Perlawanan terhadap antibiotik tersebut dengan cara : (1) Obat inaktivasi oleh enzim degradasi atau modifikasi seperti lactamaces beta danvaminoglikosida transferases, (2) Perubahan obat target (3) Munculnya suatu jalur bypass yang tidak dihambat oleh obat (4) Mengurangi permeabilitas membran untuk obat (5) Obat penghabisan dari sel-sel.
Cara penularan ( infeksi ) dari Klebsiella pneumonia pada pasien rawat inap dapat melalui 3 cara, yaitu : Aspirasi cairan gaster atau orofaring yang mengandung koloni kuman patogen, Penyebaran kuman secara hematogen ke paru, Penyebaran melalui udara oleh aerosol atau droplet yang mengandung mikroba. Beberapa jenis Klebsiella pneumonia dapat diobati dengan antibiotik, khususnya antibiotik yang mengandung cincin beta-laktam. Contoh antibiotik tersebut adalah ampicillin, carbenicillin, amoxicilline, dll. Dari hasil penelitian diketahui bahwa Klebsiella pneumonia memiliki sensitivitas 98,4% terhadap meropenem, 98,2% terhadap imipenem, 92,5% terhadap kloramfenikol, 80 % terhadap siprofloksasin, dan 2% terhadap ampisilin. Strain baru dari Klebsiella pneumonia kebal terhadap berbagai jenis antibiotik dan sampai sekarang masih dilakukan penelitian untuk menemukan obat yang tepat untuk menghambat aktivitas atau bahkan membunuh bakteri tersebut.

Klebsiella Pneumonia adalah jenis bakteri patogen nosokomial yang penting, yang memperlihatkan terutama resistensinya terhadap antibiotika.Infeksi bakteri ini bukan satu satunya penyebab kematian akan tetapi mempunyai kontribusi yang besar. Bakteri tersebu juga patogen yang utama pada neonatal, dengan menyebabkan beberapa infeksi antara lain sepsis, meningitis, dan necrosis enterocolitis dan infeksi respiratori terutama pada pasien yang sebelumnya sakir respiratori. Telah dilaporkan bahwa dijumpai Klebsiella Pneumonia yang membawa plasmid dengan aktifitas β-laktamase tinggi sehingga resisten terhadap cefoksitin dan 7-α-metoksi-β laktam serta oksimono β-laktam antibiotika. Bakteri jenis ini telah dijumpai di dalam isolat diberbagai negara. Penemuan “ESBL” (Extended Spektrum Beta Lactamase) dalam bakteri basil gram negatif terutama Klebsiella Pneumonia danE.coli telah mendapatkan perhatian yang begitu besar, karena bakteri tersebut telah resisten terhadap sefalosforin terbaru dan monobaktam sehingga menyebabkan banyak problem. Kemudian dibuat sefalosforin yang membawa substitusi pada 7 α dengan hasil stabilitas yang lebih besar terhadap β-laktamase bakteri daripada sefalosporin yang tidak di substitusi. Aktifitas terbesar dari derivat tersebut adalah pada substitusi dengan 7α-formamido sfoperazon atau analognya, yakni sekitar 2-4 kali akan lebih aktif daripada ureido lain atau derifat asil amino.
Isolat dari rumah sakit menampilkan fenotipe resistensi antibiotik, sedangkan resistensi isolat dan unsur-unsur genetik juga bisa menyebar ke komunitas. Infeksi nosokomial disebabkan oleh Klebsiella Pneumonia beragam jenis yang dapat dianggap sebagai oportunis, bukan patogen sebenarnya, karena mereka kebanyakan menyerang pasien lemah. Sebaliknya, infeksi yans serius  karenaKlebsiella Pneumonia dapat mempengaruhi orang-orang yang sebelumnya sehat.Klebsiella Pneumonia digambarkan sebagai agen Friedla ¨ nder’s pneumonia, suatu bentuk pneumonia yang parah parah dengan angka kematian yang tinggi. Klebsiella Pneumonia merupakan salah satu penyebab utama pneumoniae di beberapa negara. Baru-baru ini, K. Pneumoniae menimbulkan  abses hati pyogenic (PLA), endophthalmitis atau meningitis, muncul di Taiwan dan negara-negara Asia lainnya, dan juga di benua lain. Antibiotik beta laktam bekerja dengan cara merusak sintesis lapisan peptidoglikan pada  dinding sel bakteri dengan cara kerja enzim transpeptidase. Kemudian menggunakan sefalosporin untuk perlawanan. Mekanisme yang paling umum dari resistensi terhadap antibiotik beta laktam adalah produksi kromosom atau plasmid encoded beta-laktamase enzim yang mengkatalisis hidrolisis beta-laktam CN ikatan antibiotik untuk memberikan sesuai dengan betaamino asam tanpa aktivitas antibakteri. Luas Spektrum Beta laktamase (ESBLs) adalah kelompok enzim yang dapat menghidrolisis  oxyiminocephalosporins seperti cefotaxime, seftazidim, sefepim. Ada lebih dari 200 subtipe ESBL yang diyakini telah berevolusi ke jenis yang lebih baru. Yang paling umum Enzim ESBL milik TEM, SHV, kotri-M dan Oxa jenis. Asam amino substitusi telah menyebabkan spektrum tinggi ESBL subtipe dengan perubahan pH isoelektrik dan substrat spesifisitas. Gen-gen ESBL terjadi pada plasmid dalam integrons yang membantu dalam gen menangkap conferring ketahanan terhadap antibioitcs lain.