Sifat sifat Kalium Permanganat
Kalium permanganate adalah oksidator
kuat. Reagen ini dapat diperoleh dengan mudah, tidak mahal, dan tidak
membutuhkan indicator terkecuali untuk larutan yang amat encer. Satu tetes 0,1
N permanganate memberikan warna merah muda yang jelas pada volume dari larutan
yang biasa dipergunakan dalam sebuah titrasi. Warna ini digunakanuntuk
mengindikasi kelebihan reagen tersebut. Kelemahannya adalah dalam medium HCL.
Cl-dapat teroksidasi, demikian juga larutannya, memiliki kestabilan
yang terbatas.
Reaksi yang paling umum ditemukan dalam
laboratorium adalah reaksi yang terjadi dalam larutan-larutan yang bersifat
asam, 0.1 N atau lebih besar:
MnO4- + 8H+ +
5e ? Mn2+ + 4H2O E° = +1,51
V
Permanganate bereaksi secara cepat
dengan banyak agen pereduksi berdasarkan reaksi ini, namun beberapa substansi
membutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah katalis untuk mempercepat reaksi.
Sebagai contoh, permanganate adalah agen unsure pengoksidasi yang cukup kuat
unuk mengoksidasi Mn(II) menjadi MnO2 , titik akhir
permanganate tidak permanen dan warnanya dapat hilang karena reaksi:
3Mn2+ + 2MnO4- +
2H2O ? 5MnO2 (s) + 4H+
Ungu Tidak
berwarna
Reaksi ini berjalan lambat dalam keadaan
asam, tapi cepat dalam keadaan netral. Kelebihan sedikit dari permanganate yang
hadir pada titik akhir dari titrasi cukup untuk mengakibatkan terjadinya
pengendapan sejumlah MnO2. Bagaimanapun juga, mengingat reaksinya
berjalan lambat, MnO2 tidak diendapkan secara normal pada titik
akhir titrasi-titrasi permanganate.
Tindakan pencegahan khusus harus
dilakukan dalam pembuatan larutan permanganate. Mangan oksida mengkatalisis
dekomposisi larutan permanganate. Jejak-jejak dari MnO2 yang
semula ada dalam permanganate, atau berbentuk akibat reaksi antara permanganate
dengan jejak-jejak dari agen-agen pereduksi di dalam air, mengarah pada
dekomposisi. Tindakan-tindakan ini biasanya berupa larutan Kristal-kristalnya,
pemanasan untuk menghancurkan substansi-substansi yang dapat direduksi, dan
penyaringan melalui asbestos atau gelas yang disinter (filter-filter non
pereduksi) untuk menghilangkan MnO2. Biasanya sebelum disaring
dipanaskan terlebih dahulu selama 15-30 menit, jika tidak dipanaskan, sebagai
alternative larutan didiamkan dalam suhu ruang selama 2-3 hari. Larutan
tersebut kemudian distandardisasi, dan jika disimpan dalam gelap dan tidak
diasamkan, konsentrasinya tidak akan banyak berubah selama beberapa bulan.
Larutan kalium permanganate harus disimpan dalam tempat yang bersih, berbahan
kaca dengan warna gelap yang sebelumnya telah dibersihkan dengan larutan
pembersih kemudian dibilas dengan deionised water.
Larutan-larutan permanganate yang
bersifat asam tidak stabil karena asam permanganate terdekomposisi dan air
teroksidasi dengan persamaan:
4MnO4- + 4H+ ?
5MnO2 (s) + 3O2 (g) + 2H2O
Ini adalah sebuah reaksi lambat di dalam
larutan-larutan encer pada suhu ruangan. Penguraiannya dikatalisis oleh cahaya
panas asam-basa, ion Mn(II) dan MnO2. Namun demikian, jangan pernah
menambahkan permanganate berlebih ke dalam sebuah unsure reduksi dan kemudian
menaikkan suhu untuk mempercepat oksidasi, karena reaksi yang nantinya muncul
akan berlangsung dengan laju yang rendah.
Standar-standar Primer untuk Permanganat
Natrium Oksalat
Senyawa ini, Na2C2O4 merupakan
standar primer yang baik untukpermanganat dalam larutan asam. Senyawa ini dapat
diperoleh dengan tingkat kemurnian tinggi, stabil pada saat pengeringan, dan
non higroskopis. Reaksinya dengan permanganate agak sedikit rumit dan berjalan
lambat pada suhu ruangan, sehingga larutan biasanya dipanaskan sampai sekitar
60°C. Bahkan pada suhu yang lebih tinggi reaksinya mulai dengan lambat, namun
kecepatannya eningkat ketika ion mangan (II) terbentuk. Mangan (II) bertindak
sebagai katalis, dan reaksinya disebut autokatalitik, karena katalisnya
diproduksi di dalam reaksi itu sendiri. Ion tersebut dapat memberikan efek
katalitiknya dengan cara bereaksi dengan cepat dengan permanganate untuk
membentuk mangan berkondisi oksidasi menengah (+3 atau +4), di mana pada
gilirannya secara cepat mengoksidasi ion oksalat, kembali ke kondisi divalent.
Persamaan utnuk reaksi antara oksalat
dan permanganate adalah
5C2O42- +
2MnO4- + 16H+ ? 2Mn2+ +
10CO2 + 8H2O
Hal ini digunakan untuk analisis Fe
(II), H2C2O4, Ca dan banyak senyawa lain.
Selama beberapa tahun analisis-analisis prosedur yang disarankan oleh McBride1,
yang mengharuskan seluruh titrasi berlangsung perlahan pada suhu yang lebih
tinggi dengan pengadukan yang kuat. Belakangan, Fowler dan Bright2 menyelidiki
secara menyeluruh reaksinya dan menganjurkan agar hampir semua permanganate
ditambahkan secara tepat ke larutan yang diasamkan pada suhu ruangan. Setelah
reaksinya selesai, larutan tersebut dipanaskan sampai 60°C dan titrasi
diselesaikan pada suhu ini. Prosedur ini mengeliminasi kesalahan apa pun yang
disebabkan oelh pembentukan hydrogen peroksida.
Besi
Kawat besi dengan tingkat kemurnian yang
tinggi dapat dijadikan sebagai standar primer. Unsur ini larut dalam asam
klorida encer, dan semua besi (III) yang diproduksi selama proses pelarutan
direduksi menjadi besi (II). Oksidasi dari ion klorida oleh permanganate
berjalan lambat pada suhu ruangan. Namun demikian, dengan kehadiran besi,
oksidasi akan berjalan lebih cepat. Meskipun besi (II) adalah agen pereduksi yang
lebih kuat daripada ion klorida, ion yang belakangan disebut ini teroksidasi
secara bersamaan dengan besi. Kesulitan semacam ini tidak ditemukan dalam
oksidasi dari As2O3 ataupun Na2C2O4 dalam
larutan asam klorida.
Sebuah larutan dari mangan (II) sulfat,
asam sulfat dan asam fosfat, disebut larutan “pencegah”, atau larutan
Zimmermann-Reinhardt, dapat ditambahkan ke dalam larutan asam klorida dari besi
sebelum dititrasi dengan permanganate. Asam fosfat menurunkan konsentrasi dari
ion besi (III)dengan membentuk sebuah kompleks, membantu memaksa reaksi
berjalan sampai selesai, dan juga menghilangkan warna kuning yang ditunjukkan
oleh besi (III) dalam media klorida. Kompleks fosfat ini tidak berwarna, dan
titik akhirnya lebih jelas.
Arsen (III) Oksida
Hidrogen peroksida
Nitrat
Penentuan-penentuan dengan Permanganat
Penentuan besi dalam bijih-bijih besi
adalah salah satu aplikasi terpenting dari titrasi-titrasi permanganate. Asam
terbaik untuk melerutkan bijih-bijh besi adalah asm klorida, dan Timah (II)
klorida sering ditambahkan untuk membantu proses pelarutan. Sebelum titrasi
dengan permanganate setiap besi (III) harus direduksi menjadi besi (II). Timah
(II) klorida biasanya dipergunakan untuk mereduksi besi dalam sampel-sampel
yang telah dilarutkan dalam asam klorida. Larutan pencegah Zimmermann-Reinhardt
lalu ditambahkan jika titrasi akan dilakukan dengan permanganate.
Banyak agen pereduksi selain besi (II)
dapat ditentukan melalui titrasi langsung dengan permanganate dalam larutan
asam. Diantaranya adalah: Antimon (III) , Arsenik (III), Bromin, Titanium
(III), Tungsten (III), Uranium (IV), Vanadium (IV).
Sebuah standar KMnO4 dapat
pula dipergunakan secara tidak langsung dalam penentuan agen-agen pengoksidasi,
khususnya oksida-oksida yang lebih tinggi dari metal-metal seperti timbale dan
mangan. Oksida-oksida semacam ini sulit untuk dilarutkan dalam asam-asam atau
basa-basa tanpa mereduksi metal ke kondisi oksidasi yang lebih rendah. Adalah
tidak praktis untuk mentitrasi substansi-substansi ini secara langsung, karena
reaksi dari zat padat dengan suatu agen pereduksi adalah lambat. Maka sampel
direaksikan dengan suatu agen pereduksi berlebih dan dipanaskan untuk
menyelesaikan reasi. Kemudian kelebihan agen pereduksi ini dititrasi dengan
permanganate standar. Beragam agen reduksi dapat dipergunakan, seperti As2O3 dan
Na2C2O4.
0 komentar:
Posting Komentar